Makalah
Pendidikan Kewarganegaraan
Pembinaan Kebangsaan Indonesia
Disusun
Oleh :
Nama : Taufik Insan Kamil
NPM
: 28413817
Kelas :
2IC01
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur sepantasnya
dihaturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia
yang dilimpahkan-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan makalah pendidikan
Kewarganegaraan dengan tema pembinaan kebangsaan Indonesia, meskipun masih terdapat
banyak kekurangan.
Makalah ini di buat sebagai
sarana untuk melengkapi tugas softskill. Dalam membuat makalah ini penulis
banyak dibantu oleh orang-orang disekitar, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Dengan penuh rasa hormat penulis mengahaturkan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu.
Pada akhirnya penulis
menyadari, bahwa dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna, karena segala kesempurnaan hanyalah milik
Tuhan Yang Maha Esa sedangkan kekurangan adalah milik kita sebagai makhluk-Nya.
Untuk itu, kekurangan yang ada akan menjadi sebuah pelajaran bagi penulis, dan
penulis mengharapkan koreksi, berupa kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca, terutama pengoreksi, untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Mudah-mudahan makalah yang telah
penulis sajikan ini dapat sangat bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan
umumnya bagi para pembaca serta mahasiswa Jurusan Teknik Mesin.
Depok, 26 April 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar ………………………………………………………………………………… i
Daftar Isi …………………………………………………………….….…………………...…. ii
BAB I Pendahuluan
- LatarBelakang…………………………………….………….………………………….. 1
- Maksud dan tujuan ……………………………………………………………………… 2
- Ruang lingkup …………………………..……………………………………………….. 2
BAB II Pembahasan
- Hakikat Bangsa………………………………………………………………..…………. 3
- Teori Kebangsaan…………………………………………………………………………4
- Upaya pembinaan Kebangsaan………………………………………………………..…..8
BAB II Peenutup
3.1 Kesimpulan…………………………………..………………..……………………………. 14
Daftar Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar belakang
Bangsa
Indonesia mendapatkan kemerdekaannya setelah berjuang melawan para penjajah
berabad-abad lamanya. Pada era globalisasi saat ini, makna kemerdekaan adalah
mejadi mandiri secara total. Kapasitas kemandirian ini dapat dilihat dari
kemampuan negara tersebut membina keterbukaan dengan bangsa-bangsa
lain didunia, berdasarkan prinsip saling melengkapi atau komplementasi, yang
saling menguntungkan.
Pembinaan
secara bahasa sendiri berarti proses, cara, perbuatan membina
(negara dsb); pembaharuan; penyempurnaan; usaha,
tindakan, dan kegiatan yg dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh
hasil yg lebih baik. Maka dari itu, martabat suatu bangsa sangat ditentukan
dari kemampuan bangsa tersebut membina pranata-pranata kehidupan yang memiliki
engaruh besar dalam membentuk karakter bangsa yang memiliki daya saing tinggi
dan berpikiran cerdas seperti pranata ekonomi dan pranata sosial-politik
Bangsa-bangsa
di dunia saat ini yang menjadi penguasa kehidupan secara gobal adalah
bangsa-bangsa yang memiliki karakter tersebut di atas dengan tingkat imajinasi
dan kreativitas yang tanpa batas serta bermental robust atau tahan banting.
Sebaliknya, tanpa karakter tersebut, bangsa tersebut
tidak akan mampu memberikan komplementasi yang berarti pada sistem sivilisasi
global dan memberikan peran pada sektor-sektor ekonomi yang bernilai tambah
tinggi. Bangsa yang demikian, walaupun sarat dengan sumber daya alam akan
tergusur dan hanya mampu mengembangkan sektor ekonomi dengan nilai tambah
rendah, lingkungan yang semakin rusak dan secara budaya akan terjajah.
- Maksud dan tujuan
Adapun
maksud dan tujuan saya dalam pembuatan makalah ini, adalah agar kita dapat
mengetahui apa yang dimaksud kebangsaan itu serta upaya pemerintah dalam
pembinaan kebangsaan indonesia.
- Ruang lingkup masalah
Adapun
ruang lingkup permasalahan yang dibahas pada makalah kali ini adalah sebagai
berikut.
- Hakikat Bangsa
- Upaya mewujudkan paham kebangsaan
BAB II
PEMBAHASAN
HAKIKAT BANGSA
Apa itu Bangsa ? Bangsa pada hakikat
nya adalah merupakan penjelmaan dari sifatkodrat manusia tersebut dalam
merealisasikan harkat dan martabat kemanusiaan. Manusia membentuk suatu bangsa
karena untuk memenuhi kodrat nya yaitu sebagia individu dan makhluk social oleh
karena itu deklarasi bangsa Indonesia tida didasarkan pada deklarasi imdividu
sebagaimana bangsa liberal.
Teori Kebangsaan
1. Teori Hans Kohn
Hans Kohn mengemukakan bahwa bangsa
yaitu terbentuk karena persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah, Negara
dan kewarganegaraan.
2. Teori kebangsaan Ernest Rehan
Hakikat bangsa atau ‘Nation’
ditinjau secara ilmiah oleh seorang ahli dari academmie Francaise, prancis pada
tahun 1982. Menurut renan pokok pokok pikiran tentang bangsa adalah sebagai
berikut :
a. Bahwa bangsa Indonesia adalah satu
jiwa, suatu azas kerokhanian
b. Bahwa bangsa adalah suatu
solidaritas yang besar
c. Bahwa bangsa adalah suatu hasil
sejarah. Oleh karena sejarah berkembang terus maka kemudian menurut Rena bahwa :
d. Bangsa adalah bukan sesuatu yang
abadi
e. Wilayah dan ras bukan lah suatu
penyebab timbulnya bangsa.
Wilayah
memberikan ruang dimana bangsa hidup, sedangkan manusia membentuk jiwa nya.
Dalam aitan inilah maka Renan kemudian tiba pada suatu kesimpulan bahwa bangsa
adalah suatu jiwa suatu asas kerokhanian.
Lebih
lanjut Ernest Renan menegaskan bahwa factor – factor yang membentuk jiwa adalah
sebagai berikut :
a. Kejayaan dan kemuliaan dimasa
lampau
b. Suatu keinginan hidup bersama
baik dimasa sekarang dan di masa yang akan dating
c. Penderitaan – penderitaan bersama
sehingga kesemuanya itu merupakan :
d. ‘Le capital social “ (suatu modal
social ) bagi pembentukan dan pembinaan paham kebangsan. Kan tetapi yang
terlebih penting lagi adalah bukan apa berakar dimasa silam melainkan apa yang
harus dikembangkan dimasa yang akan dating. Hal ini memerlukan suatu :
e. Persetujuan bersama pada waktu
sekarang, yaitu suatu musyawarah untuk mencapai suatu kesepakatan bersama
disaat sekarang yang mengandung hasrat,
f. Keinginan untuk hidup bersama,
dengan kesediaan untuk :
g. Berani memberikan suatu
pengorbanan. Oleh Karena itu bilamana suatu bangsa ingin hidup terus kesediaan
nya untuk berkorban ini harus terus dikembangkan. Dalam pengertian inilah maka
Renan sebagai :
h. Pemungutan suara setiap hari,
yang menjadi syatar mutak bagi hidup nya suatu bangsa serta pembinaan bangsa (
Ismanun, 1981 : 38,39)
3. Teori Geopolitik oleh frederich
Ratzel
Suatu teori kebangsaan yang baru
mengungkap kan hubungan antara wilayah geografi dengan bangsa yang dikembangkan
oleh Frederich Ratzel dalam bukunya yang berjudul “political Geographi ( 1987).
Teori tersebut menyatakan gahwa Negara adalah merupakan suatu orgaisme yang
hidup. Agar supaya suatu bangsa itu hidup subur dan kuat maka memerlukan suatu
ruangan untuk hidup, dalam bahasa jerman disebut ‘Lebenstraum’.
Paham Negara Kebangsaan
Bangsa
Indonesia sebagai bagian umat manusia didunia adalah sebagai makhluk Tuhan yang
Masa Esa yang memiliki sifat kodrat sebagai makhluk individu yang memilki kebebasan
dan juga sebagai makhluk social yang senantiasa membutuhkan orang lain. Manusia
membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut sebagai bangsa, dan bangsa yang
hidup dalam suatu wilayah tertentu serta memiliki tujuan tertentu maka
pengertian ini disebut sebagai Negara .
Menurut Muhammad Yamin, bangsa
Indonesia dalam merintis terbentuk nya suatu bangsa dalam panggung politik
internasional, yaitu suatu bangsa yang modern yang memiliki kemerdekaan dan
kebebasan, berlangsung melalui tiga fase.
Pertama : yaitu zaman sriwijaya
Kedua : yait zaman majapahit
Ketiga : pada giliran masyarakata
Indonesia membentuk suatu Nationale staat, atau suatu etat nationale, yaitu
suatu Negara kebangsaan Indonesian modern menurut susunan kekeluargaan berdasar
atas kebangsaan atas ketuhanana yang maha Esa serta kemanusiaan Negara kebangsaaan pancasila. Unsur
masyarakat yang membentuk bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku,
berbagai macam adat – istiadat kebudayaan dan gama, serta berdiam dalam suatu
wilayah yang terdiri atas beribu – ribu pulau.
Proses terjadinya Indonesia sebagai
bangsa pastilah melalui proses panjang. Keragaman komposisi yang ada di
dalamnya hanya mungkin direkatkan oleh pengalaman historis yang mendalam dan
relative merata. Interaksi sosial, ekonomi maupun politik sejak masa
prakolonial maupun penjajahan Belanda dan Jepang memiliki sumbangan besar dalam
menumbuhkan rasa kebersamaan. Ibarat sebuah perkawinan, ikatan keluarga diawali
dengan kesepakatan membangun masa depan atas rasa saling mencintai yang jauh
dari sekedar kalkulasi rasional (baik ekonomi maupun politik) atau paksaan.
Namun bersatunya berbagai elemen dalam "keluarga bangsa" juga
disertai harapan atau bahkan impian romantik tentang kehidupan yang indah di
masa mendatang.
Sebelum membahas mengenai “
Pembinaan Kebangsaan Indonesia” kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu
Pembinaan. Pengertian Pembinaan Menurut Psikologi. Pembinaan dapat diartikan
sebagai upaya memelihara dan membawa suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau
menjaga keadaan sebagaimana seharusnya. Dalam manajemen pendidikan luar
sekolah,pembinaan dilakukan dengan maksud agar kegiatan atau program yang
sedang dilaksanakan selalu sesuai dengan rencana atau tidak menyimpang dari hal
yang telah direncanakan.
Pembinaan menurut para ahli yaitu:
1. Poerwadarmita 1987
Pembinaan adalah suatu usaha,
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna berhasil guna untuk
memperoleh hasil yang lebih baik.
2. Menurut Thoha (1989)
Pembinaan adalah suatu proses, hasil
atau pertanyaan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan adanya perubahan,
kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evaluasi atau berbagai kemungkinan atas
sesuatu.
3. Menurut Widjaja (1988)
Pembinaan adalah suatu proses atau
pengembangan yang mencakup urutan – urutan pengertian, diawali dengan
mendirikan membutuhkan memellihara pertumbuhan tersebut yang disertai usaha –
usaha perbaikan, menyempurnakan dan mengembangkannya.
Berdasarkan
pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pembinaan dapat ditinjau dari
dua sudut pandang, yaitu berasal dari sudut pembaharuan dan berasal dari sudut
pengawasan. Pembinaan yang berasal dari sudut pembaharuan yaitu mengubah
sesuatu menjadi yang baru dan memiliki nilai-nilai lebih baik bagi kehidupan
masa yang akan datang. Sedangkan pembinaan yang berasal dari sudut pengawasan
yaitu usaha untuk membuat sesuatu lebih sesuai dengan kebutuhan yang telah
direncanakan. Setelah semua pengertian pembinaan tersebut kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa “pembinaan Kebangsaan Indonesia” adalah suatu sistem yang
dibentuk untuk mengubah keadaan yang telah ada , dimana keadaan ini berubah
kearah yang lebih baik. Dengan adanya pembinaan kebangsaan ini diharapkan bahwa
seluruh bangsa Indonesia dapat bersaing dengan Negara-negara lain.
Sekarang
ini setelah 62 tahun merdeka, harus diakui bahwa bangsa Indonesia telah
mengalami berbagai dinamika proses transformasi karakter bangsa. Dalam kurun
waktu tersebut telah cukup banyak dicapai berbagai hasil pembangunan walaupun
harus diakui masih banyak beberapa kekurangan yang perlu ditingkatkan
pencapaiannya khususnya terkait dengan kemiskinan dan kesejahteraan masyarakat.
Adapun unsur yang membentuk
nasionalisme ( bangsa ) Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Kesatuan
sejarah
2. Kesatuan nasip
3. Kesatuan kebudayaan
4. Kesatuan wilayah
5. Keatuan asas kerokhanian
Indonesia adalah salah satu
negara-bangsa di dunia yang paling beragam. Negara kepulauan terbesar di dunia
ini terdiri dari lebih 13 ribu pulau besar dan kecil, terentang dari timur
sampai barat dengan jarak lebih dari 5 ribu kilometer, terbentang di tiga
wilayah waktu. Berpenduduk lebih dari 220 juta, Indonesia menjadi negara
keempat terbanyak penduduknya setelah China, India dan Amerika Serikat.
Keragaman itu paling tampak pada kenyataan bahwa di Indonesia terdapat lebih
dari 200 etnis yang berbeda, dengan ratusan bahasa daerah yang masing-masing
berbeda pula pembendaharaan katanya.
Bangsa kita saat ini dihadapkan
pada sejumlah paradoks terkait dengan pembangunan karakter bangsa. Di satu
pihak, pembangunan bangsa ini telah mencatat sejumlah prestasi, seperti
pertumbuhan ekonomi yang membaik dan hampir mencapai target 6% di tahun 2007 ini,
kuota ekspor yang terus meningkat, cadangan devisa yang semakin besar dan
jumlah penduduk miskin juga telah semakin berkurang. Namun di pihak lain, kita
masih menghadapi sejumlah fenomena seperti kasus korupsi, saling memfitnah
dalam kehidupan bernegara dan sejumlah ekses lain yang tidak mencerminkan
sifat-sifat karakter unggul yang telah pernah dicontohkan oleh para pendiri
bangsa ini.
Oleh karena itu merombak tatanan
suatu bangsa di era globalisasi tidak cukup hanya dengan menjadikan masyarakat
bangsa tersebut berada dalam tatanan pola kehidupan demokratis yang
menghilangkan batas etnis, pluralitas budaya dan heterogenitas politik, akan
tetapi di era knowledge based economy dituntut adanya hal yang lebih dari itu,
yakni suatu tatanan masyarakat demokratis yang terus melakukan pembelajaran
atau learning society dalam upaya untuk mencapai suatu peningkatan kapasitas
pengetahuan yang kontinyu sehingga akan terbentuk suatu masyarakat madani yang
berdaya saing ataucompetitive civil society. Inilah bentuk masyarakat yang
mendukung untuk tercapainya kemandirian dan peningkatan martabat bangsa.
Memahami dan mengerti sejarah
sangat penting bagi suatu bangsa, agar bangsa tersebut dapat mengambil hikmah (
pelajaran ) dari kejadian masa lalu tersebut. Sejarah merupakan peristiwa
politik pada masa lalu dan peristiwa politik pada masa kini akan menjadi
sejarah pada mendatang. Para siswa perlu dilatih bagaimana dalam belajar pada
masa kini dan esok. Dengan demikian semangat kebangsaaan cinta tanah air dan
peradapan yang telah dipupuk melalui proses waktu yang lama akan tetap
terpelihara dan semakin maju dari sat gegeragi ke generasi berikutnya . Suatu
peradapan( kebudayaan ) tidak lahir dengan sendirinya secara tiba – tiba,
tetapi memerlukan waktu dan prses tranformasi (pewarisan ) yang inovatif serta
proses pengembangan kearah yang semakin maju. Proses tersebut adalah dijalani
melalui pendidikan sejarah bangsa.
Membelajarkan sejarah kepada siswa
pada hakikat nya adalah membantu siswa meningkatkan keterampilan berfikir
melalui kajian peristiwa masa lampau. Guru hendak nya dapat membantu peserta
didik untuk berfikir bukan hanya mempertanyakan apa, siapa, dan kapan ,
melainkan perlu mempertanyakan mengapa dan bagaimana. Ketika mereka menghadapi
sejarah, siswa hendaknya dibelajarkan bagaimana cara mendekati sejarah, seperti
seseorang mendekati suatu misteri.
Savage dan Arm strong ( 1996)
menyatakan bahwa sejarah yang baik adalah pengajaran yang dapat membuat anak
menjadi peka ( sensitive) bahwa orang tidak akan mengalamai peristiwa serupa
dengan cara yang sama di masa mendatang.
UPAYA PEMBINAAN KEBANGSAAN INDONESIA
Upaya
yang dilaksanakan untuk memberikan pemahaman tentang wawasan kebangsaan
Indonesia terhadap seluruh komponen bangsa.
Ditinjau
dari format pendidikan. Dapat dilakukan melalui jalur formal dan informal
sebagai berikut :
- Pertama, secara formal dalam lingkungan sekolah/Perguruan Tinggi, untukmenjaga eksistensi wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) dan rasa cinta tanah air harus dikenalkan secara dini kepada anak-anak Indonesia melalui pendidikan sekolah / Perguruan Tinggi sesuai dengan strata pendidikannya secara merata dan diwadahi melalui kurikulum pendidikan nasional sebagai berikut :
- Untuk tingkat pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK), mengenalkan tentang lagu kebangsaan dan lagu-lagu nasional serta daerah, bahasa Indonesia dan Bendera merah Putih sebagai bendera negara
- Untuk tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), mempelajari tentang sejarah Indonesia, mengenal Pancasila sebagai Dasar Negara dan UUD 1945 sebagai Dasar Hukum bangsa Indonsia;
- Untuk tingkat Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP setingkat) melanjutkan pendidikan dasar yang sudah diterima di tingkat SD dan upaya bangsa Indonesia untuk mempertahankan keutuhan NKRI dari segala macam bentuk rongrongan pemberontakan dan pengkhianatan yang dilakukan oleh sebagian pengkhianat bangsa maupun kemungkinan adanya ancaman yang datang dari luar;
- Untuk tingkat Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA setingkat) melanjutkan pendidikan menengah pertama yang sudah di terima di tingkat SMP secara aplikatif agar lebih menghayati arti penting bela negara dan rasa cinta tanah air dalam rangka mempertahankan keutuhan dan rasa persatuan kesatuan bangsa Indonesia melalui cara pandang yang sama dalam wadah NKRI. Sehingga sebagai anak bangsa akan tertanam jiwa bela negara dalam kerangka pertahanan negara
- Untuk tingkat Perguruan Tinggi, membangun kesadaran dan kemampuan bela negara serta penanaman rasa bela negara rasa cinta tanah air diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat lebih aplikatif yang diwadahi melalui organisasi kemahasiswaan seperti Resimen Mahasiswa (Menwa), organisasi kemahasiswaan lainnya untuk memupuk dan melatih kewiraan serta kepemimpinan sebagai kader generasi penerus bangsa;
- Mengaktifkan kegiatan kepramukaan sebagai sarana yang paling efektif pada waktu yang lalu untuk menanamkan semangat bela negara dan rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda bangsa disetiap strata pendidikan yang berbeda.
- Kedua, Secara informal dalam lingkungan pemukiman maupunlingkungan pekerjaan, disamping pendidikan formal yang diterima oleh generasi penerus bangsa disekolah maupun perguruan tinggi, maka pendidikan bela negara juga dilaksanakan dilingkungan pemukiman dan lingkungan pekerjaan, dilaksanakan dengan cara :
- Mensosialisasikan Undang-Undang nomor 3 tahun 2002 tentang pertahanan negara dilingkungan pemukiman maupun pekerjaan bahwa tugas-tugas pertahanan negara bukanlah tugas TNI semata tetapi menjadi tanggung jawab seluruh komponen bangsa sesuai dengan bidangnya masing-masing, sehingga masyarakat sebagai warga negara akan memahami dimana posisinya dalam keikutsertaannya untuk melaksanakan pertahanan negara sebagai komponen cadangan atau komponen pendukung;
- Untuk menanam dan menumbuh-kembangkan rasa bela negara dan rasa cinta tanah air dilaksanakan melalui kegiatan secara aplikatif dalam keseharian di lingkungan pemukiman diantaranya melaksanakan kegiatan sistem keamanan lingkungan (Siskamling), kerja bhakti dan gotong royong, pelatihan perlawanan rakyat (Wanra) dan keamanan rakyat (Kamra), pengibaran bendera Merah putih pada hari-hari nasional dan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia;
- Melaksanakan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara yang difasilitasi oleh pemerintah dengan mengikutsertakan kader-kader dari daerah (mulai tingkat desa sampai tingkat propinsi); d) Untuk lingkungan pekerjaan melaksanakan upacara pengibaran bendera Merah Putih pada setiap hari Senin dan hari-hari Nasional maupun hari Kemerdekaan Indonesia serta ikut serta dalam wadah pertahanan sipil (Hansip);
- Peningkatan komunikasi yaitu dengan melaksanakan kegiatan yang terkait dengan propaganda melalui media masa, koran, televisi dan radio untuk membangun kesadaran dan kemampuan bela negara diseluruh lapisan masyarakat Indonesia. Media yang digunakan tidak terbatas milik pemerintah saja tetapi melibatkan seluruh media swasta yang beredar di seluruh Indonesia, terutama yang mengarah kepada program cinta Indonesia.
- Ditinjau dari pembinaan aspek astagatra. Astagatra yang terdiri dari tri gatra (geografi, demografi dan sumber kekayaan alam) dan panca gatra (idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan) adalah merupakan ciri wawasan nusantara dan ketahanan nasional bangsa Indonesia sehingga perlu adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman terhadap wawasan kebangsaan Indonesia dalam tinjauan aspek astagatra dilakukan melalui cara sebagai berikut;
- Pembinaan dari tinjauan aspek geografi. Seluruh komponen bangsa ikut bertanggung jawab untuk menjaga dan membangun kondisi geografis NKRI dalam ikatan ke-Bhineka Tunggal Ika-an guna menjaga integritas NKRI. Untuk mencapai kondisi tersebut dilakukan melalui upaya :
- Bimbingan, pengarahan dan penyuluhan tentang pentingnya letak geografi Indonesia guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan kepentingan pertahanan negara;
- Pelatihan, melalui proyek percontohan tentang pemanfaatan lahan pertanian dan budi daya laut serta manajemen pemasaran dari hasil pertanian dan hasil laut agar memiliki nilai jual yang bersaing untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat;
- Pengawasan, dan pengendalian terhadap pelaksanaan kegiatan dan pencapaian hasil dimaksud agar mencapai hasil serta keuntungan yang diinginkan melalui penerapan sistem koperasi rakyat agar terhindar dari sekelompok oknum yang tidak bertanggung jawab melalui upaya penerapan sistem ijon;
- Seluruh komponen bangsa ikut bertanggung jawab untuk menjaga dan membangun kondisi geografis NKRI dalam ikatan ke-Bhineka Tungga Ika-an guna mewujudkan ketahanan nasional dengan demikian maka integritas NKRI akan terjamin kelangsungannya;
- Pembinaan dari tinjauan aspek demografi. Menghapus pandangan minoritas terhadap kelompok etnis tertentu, guna menghindari sentimen kedaerahan yang dapat memicu kebencian daerah terhadap pusat sehingga perlu dilakukan tindakan yang seimbang untuk bersikap dalam rangka menanamkan loyalitas vertikal, sebagai salah satu indikatornya adalah adanya derajat kepatuhan dan kesetiaan yang ditunjukan oleh pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat, dilakukan melalui upaya :
- menanamkan loyalitas vertikal, yaitu derajat kepatuhan dan kesetiaan yang ditunjukan oleh: (1) Masyarakat terhadap pemimpinan non-formal, terhadap elite politik dan terhadap pemerintah NKRI; ( 2) Masyarakat terhadap hukum yang berlaku di wilayah NKRI; (3) Pemerintah daerah terhadap pemerintah pusat; (4) Internal masyarakat yang saling menghargai dalam berbagai keaneka ragaman yang ada terhadap pimpinan di daerahnya.
- Menanamkan loyalitas horizontal, yaitu derajat kepatuhan dan kesetiaan yang ditunjukan oleh : (1) Kelompok masyarkat terhadap kelompok masyarakat lainnya;(2) Masyarakat terhadap kebudayaan (norma dan tata nilai) dan hukum;(3) Pemerintah daerah terhadap pemerintah daerah lainnya. Melalui upaya pembinaan yang diharapkan maka prilaku yang bertentangan dengan karakter masyarakat daerah konflik dapat ditangkal karena masyarakat senantiasa mengutamakan kemaslahatan umat dengan memerangi segala macam bentuk kemaksiatan dan kezaliman dengan lebih mengemukakan kebijakan. Pembinaan yang dilaksanakan selama ini kepada penduduk di daerah konflik adalah meningkatkan SDM masyarkat melalui jalur formal dan non formal serta menanamkan rasa kebangsaan sebagai bagian dari bangsa ini agar terhindar dari pengaruh dan propaganda pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, selanjutnya akan tertanam rasa nasionalisme yang tinggi guna meningkatkan ketahanan nasional di daerah konflik;
- Pembinaan dari tinjauan aspek sumber kekayaan alam. Pengelolaan sumber kekayaan alam mampu memberikan dan membuka lapangan kerja bagi penduduk di daerah, membatasi kesenjangan sosial yang ada antara pusat dan daerah, pengelolaan sumber kekayaan alam prioritas utama diperuntukan bagi kepentingan masyarakat di daerah setempat, melibatkan masyarakat setempat dalam upaya melestarikan dan menginfentarisir kekayaan alam, perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan kekayaan alam menggunakan manajemen yang transparan, sehingga di ketahui dengan jelas arah aliran keuangan dari hasil pengelolaan tersebut, dilakukan melalui :
- Pengelolaan sumber kekayaan alam diarahkan untuk kepentingan peningkatan kesempatan dan peluang kerja penduduk daerah,untuk mempersempit dan membatasi dan kesenjangan sosial yang ada antara pusat dan daerah;
- Sumber energi minyak dan gas bumi harus dihemat, dan sedapat mungkin dilaksanakan kegiatan untuk mengembangkan sumber energi terbaru agar ditemukan alternatif pengganti bahan baku yang tersedia;
- Pengelolaan sumber kekayaan alam prioritas utama diperuntukan bagi kepentingan masyarakat daerah secara adil dalam bingkai NKRI berdasarkan Pancasila dan rakyat Indonesia secara umum;
- Seluruh komponen bangsa terutama yang berdomisili di daerah ikut dlibatkan dalam upaya melestarikan dan meginvetarisir serta Mengawasi kekayaan alam yang terkandung di daerah tersebut;
- Dilaksanakan rencana dan pelaksanaan yang transparan dalam pengelolaan sumber kekayaan alam tersebut dan jelas arah aliran keuangan dari hasil pengelolaannya;
- Pembinaan dari tinjauan aspek idiologi. Mengenalkan dan memberikan pendidikan moral Pancasila mulai dari usia dini, pembangunan mental spiritual harus dilaksanakan secara seimbang agar terbentuk manusia Indonesia yang memiliki moral etika sebagai insan Pancasila, dilakukan melalui upaya:
- Mengenalkan dan memberikan pendidikan moral pancasila mulai usia dini serta memberikan suri tauladan kepada penduduk tentang pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari;
- Pelaksanaan pembentukan fisik berupa sarana dan prasarana serta pembangunan mental spritual harus dilaksanakan secara seimbang agar terbentuk manusia Indonesia yang seutuhnya dalam pengertian manusia Indonesia yang memiliki moral etika sebagai insan pancasila;
- Pancasila sebagai ideologi nasional falsafah bangsa dan dasar negara RI harus terus diamalkan, secara realiti dalam perbuatan sehari-hari dan pelaksanaannya mulai dari masin-masing individu dalam lingkungan sosialnya (rumah sekolah, kantor dan lingkungan warga);
- Pembinaan dari tinjauan aspek politik. Menjelaskan bahwa sistem pemerintahan senantiasa berdasarkan hukum sehingga perbuatan yang dilakukan diluar rambu-rambu dan kaedah hukum yang berlaku berarti merupakan suatu indikasi melawan hukum dan harus dipertanggung jawabkan sistem pemerintahan senantiasa berdasarkan hukum sehingga perbuatan yang mencegah terjadinya diktator mayoritas dan tirani minoritas atau si besar menindas yang kecil dan yang kuat menginjak yang lemah, tindakan-tindakan ini tidak bisa dibenarkan dan tidak boleh dilakukan oleh siapapun dan kepada siapapun, dilakukan melalui upaya :
- Menjelaskan bahwa dilakukan diluar rambu-rambu dan kaedah hukum yang berlaku berarti merupakan upaya melawan hukum dan harus dipertanggung jawabkan ;
- Mencegah terjadinya diktator mayoritas dan tirani minoritas atau si besar menindas yang kecil dan yang kuat menginjak yang lemah, tindakan-tindakan ini tidak bisa dibenarkan dan tidak boleh dilakukan oleh siapapun dan kepada siapapun sebagai sesama warga negara Indonesia mempunyai kedudukan yang sama dimata hukum;
- Pembinaan dari tinjauan aspek ekonomi. Dalam mewujudkan pemulihan ekonomi harus selalu berorientasi kepada ekonomi rakyat dan bertumpu pada ekonomi pasar, senantiasa harus mengedepankan pemberdayaan institusi fungsional dibidang ekonomi, misalnya mendorong pengembangan industri strategis melalui program penelitian yang bersifat kemitraaan dengan lembaga penelitian diberbagai perguruan tinggi maupun industri strategis yang ada sehingga dapat menjawab desakan kebutuhan ekonomi di daerah, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah tersebut pada tingkat kebutuhan primer, dilakukan melalui:
- Pemerintah pusat dan daerah mengutamakan pemulihan kehidupan ekonomi rakyat melalui peningkatan sektor pertanian dan perikanan sebagai mata pencaharian sebagian besar masyarakat Indonesia;
- untuk meningkatkan aktivitas roda perekonomian diperlukan pelibatan oleh unsur-unsur komponen bangsa sesuai fungsi termasuk TNI diseluruh wilayah NKRI untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dari kemungkinan adanya gangguan kaum kelompk separatis;
- Pelibatan seluruh instansi dalam pembinaan bidang tertentu yang saling berhubungan maupun mendukung peningkatan bidang ekonomi ikut bertanggung jawab penuh untuk pencapaian sasaran yang dituju sesuai dengan perencanaan pemerintah, dengan demikian kesenjangan ekonomi dapat di minimalisasi untuk menghindari munculnya konflik sosial;
- Pembinaan dari tinjauan aspek sosial budaya. Upaya ini perlu diimplementasikan dalam sosial kultur kehidupan masyarakat didaerah setempat, karena ikatan adat istiadat dijunjung tinggi sebagai nilai-nilai yang bermakna dalam menentukan kehidupan masyarakat pada daerah daerah tertentu, diwujudkan secara aplikatif untuk dapat menghargai pendapat dan sarana masukkan dari para tokoh mayarakat bernilai positif untuk membangun daerah secara fisik maupun non fisik (moral), dilakukan melalui upaya:
- Mencegah dan membatasi masuknya budaya asing yang dapat merusak budaya bangsa sendiri dan dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa;
- Mengedepankan pemuka adat untuk ikut berbicara dengan pemerintah dan kelompok separatis agar ada saling pengertian tentang perbedaan pendapat yang terjadi untuk menjaga keutuhan NKRI yang telah dibangun oleh para pejuang bangsa;
- Menghargai dan saran masukkan dari para tokoh masyarakat yang bernilai positif untuk membangun daerah secara fisik maupun moral;
- Menghimbau para tokoh pemuda di seluruh Indonesia agar ikut melestarikan kebudayaan daerah yang sarat dengan nilai-nilai seni yang bernilai tinggi untuk menjaga nilai nilai budaya sendiri dan menegah masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan adat istiadat sendiri sebagai salah satu alat perekat bangsa sehingga tidak terhapus oleh budaya asing;
- Menghidupkan dan menanamkan kembali sikap dan budi pekerti yang baik dimulai dari sedini mungkin dari anak-anak generasi penerus bangsa Indonesia dikenal dan menganal dirinya sebagai anak Indonesia yang berbudi pekerti luhur. Karena seakanakan budi pekerti ini hanya dimiliki generasi terdahulu saja, sedangkan budi pekerti erat kaitannya dengan etika maupun esthetica yang dimiliki oleh bangsa Indonesia oleh dahulu kala;
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
- Paham Kebangsaan merupakan
pengertian yang mendalam tentang apa dan bagaimana bangsa itu mewujudkan
masa depannya. Dalam mewujudkan paham tersebut belum diimbangi adanya
legitimasi terhadap sistem pendidikan secara nasional, bahkan masih
terbatas muatan lokal, sehingga muatan nasional masih diabaikan. Tidak
adanya materi pelajaran Moral Pancasila atau Pendidikan Sejarah Perjuangan
Bangsa (PSPB) atau sertifikasi terhadap Pedoman Penghayatan dan Pengamalan
Pancasila (P4) di setiap strata pendidikan,baik formal,non formal,di
lingkungan terdekat, maupun di masyarakat luas.
- Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia adalah merupakan sebuah pedomann yang masih bersifat filosofia normatif. Sebagai perwujudan dari rasa dan semangat kebangsaan yang melahirkan bangsa Indonesia. Akan tetapi situasi dan suasana lingkungan yang terus berubah sejalan dengan proses perkembangan kehidupan bangsa dari waktu ke waktu. Wawasan Kebangsaan atau Wawasan Nasional Indonesia harus senantiasa dapat menyesuaikan diri dengan perkembagan dan berbagai bentuk implementasinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://agungnetworks.blogspot.com/2013/06/makalah-kewarganegaraan-pembinaan.html
http://wmahendra.blogspot.com/2011/04/pembinaan-kebangsaan-indonesia.html
http://halil-materipkn.blogspot.com/2012/04/bab-1-hakikat-bangsa-dan-negara.html
TULISAN
BEBAS
1) Apa paham kebangsaan, rasa kebangsaan, dan semangat kebangsaan?
Paham Kebangsaan. Paham Kebangsaan merupakan pengertian yang mendalam tentang apa dan bagaimana bangsa itu mewujudkan masa depannya. Dalam mewujudkan paham tersebut belum diimbangi adanya legitimasi terhadap sistem pendidikan secara nasional, bahkan masih terbatas muatan lokal, sehingga muatan nasional masih diabaikan. Tidak adanya materi pelajaran Moral Pancasila atau Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB) atau sertifikasi terhadap Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) di setiap strata pendidikan, baik formal, nonformal, maupun di masyarakat luas.
Rasa Kebangsaan. Rasa kebangsaan tercermin pada perasaan rakyat, masyarakat dan bangsa terhadap kondisi bangsa Indonesia yang dalam perjalanan hidupnya menuju cita-cita bangsa yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini masih dirasakan jauh untuk menggapainya, karena lunturnya rasa kebangsaan yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai peristiwa, baik perasaan mudah tersinggung yang mengakibatkan emosional tinggi yang berujung pada pembunuhan, bahkan pada peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan 17 Agustus yang setiap tahun dirayakan kurang menggema, karena kurangnya penghayatan dan pengamalan terhadap Pancasila. Di samping itu, adanya tuntutan sekelompok masyarakat dengan isu putra daerah terutama dalam Pilkada masih terjadi amuk massa dengan kepentingan sektoral, sehingga akan mengakibatkan pelaksanaan pembangunan nasional terhambat.
Semangat Kebangsaan. Belum terpadunya semangat kebangsaan atau nasionalisme yang merupakan perpaduan atau sinergi dari rasa kebangsaan dan paham kebangsaan. Hal ini tercermin pada sekelompok masyarakat mulai luntur dalam memahami adanya pluralisme, karena pada kenyataannya bangsa Indonesia terdiri atas bermacam suku, golongan dan keturunan yang memiliki ciri lahiriah, kepribadian, kebudayaan yang berbeda, serta tidak menghapus kebhinekaan, melainkan melestarikan dan mengembangkan kebhinekaan sebagai dasarnya.
Penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam wawasan kebangsaan yang terasakan saat ini, belum mampu menjaga jati diri, karakter, moral dan kemampuan dalam menghadapi berbagai masalah nasional. Padahal dengan pengalaman krisis multidimensional yang berkepanjangan, agenda pemahaman, penghayatan dan pengamalan Pancasila dalam bentuk wawasan kebangsaan
bagi bangsa Indonesia harus diarahkan untuk membentuk serta memperkuat basis budaya agar mampu menjadi tumpuan bagi usaha pembangunan di segala aspek kehidupan maupun di segala bidang.
2) Jelaskan pengertian wawasan kebangsaan!
Kondisi Wawasan Kebangsaan pada diri anak bangsa sekarang ini telah pudar dan
hampir pada jurang kehancuran. Ikatan nilai-nilai kebangsaan yang berhasil
mempersatukan bangsa sudah longgar. Ibarat sebuah meja, Republik yang ditopang
oelh empat pilar kekuatan nasional yakni ekonomi, budaya, politik dan TNI, tiga
dari empat pilar sudah patah dan satu pilar lainnya sudah bengkok. Ketiga pilar
yang patah tersebut adalah : Pertama, kondisi ekonomi kita yang serba sulit
sebagai dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan, menyebabkan jumlah penduduk
miskin semakin bertambah, lapangan pekerjaan sangat kurang dan jumlah pengangguran
semakin meningkat serta kesenjangan ekonomi semakin lebar.
Menyimak keadaan Wawasan Kebangsaan Indonesia pada rakyat kita yang sangat memprihatinkan itu, sepatutnya bangsa ini sepakat untuk memantapkan kembali nilai-nilai kebangsaan yang sudah longgar itu. Kita perlu suatu landasan yang kuat dan konsepsional untuk membangun kembali persatuan dan kesatuan bangsa serta jiwa nasionalisme yaitu “Wawasan Kebangsaan”.Membahas Wawasan Kebangsaan, harus dimulai dari nilai-nilai yang dibangun oleh para pendahulu dan pendiri bangsa ini. Mereka telah menanamkan nilai-nilai persatuan dengan mencetuskan “Sumpah Pemuda” yang kemudian menjadi embrio dari Wawasan Kebangsaan yaitu : Satoe Noesa, Satoe Bangsa dan Satoe Bahasa, yaitu Indonesia. Makna dari Wawasan Kebangsaan memang belum begitu popular dalam kehidupan masyarakat kita, sehingga sampai saat ini belum ada rumusan yang baku tentang Wawasan Kebangsaan itu, mengingat sifatnya abstrak dan dinamis.
Wawasan Kebangsaan bagi prajurit TNI AD bukan sekedar slogan, tetapi melekat dalam pola pembinaan TNI AD maupun kehidupan prajurit sehari-hari. Ini didasarkan kepada : Pertama, prajurit TNI AD adalah warga negara Indonesia yang terdiri dari semua suku yang ada di Indonesia, selanjutnya menjadi satu ikatan yang disebut “TNI”.
Dengan demikian tidak ada istilah Tentara Aceh, Tentara Papua maupun Tentara Ambon, sekali lagi yang ada hanya TNI. Kedua, prajurit TNI AD dalam keseharian selalu menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam berkomunikasi. Ketiga, prajurit TNI AD pada dasarnya siap untuk ditugaskan di mana saja di seluruh wilayah nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak berdasarkan asal daerahnya, tetapi berdasarkan kepada wawasan, pengalaman, kemampuan ilmu pengetahuan, dedikasi dan loyalitas serta komitmen terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3) Jelaskan pengertian wawasan nusantara!
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.
Menyimak keadaan Wawasan Kebangsaan Indonesia pada rakyat kita yang sangat memprihatinkan itu, sepatutnya bangsa ini sepakat untuk memantapkan kembali nilai-nilai kebangsaan yang sudah longgar itu. Kita perlu suatu landasan yang kuat dan konsepsional untuk membangun kembali persatuan dan kesatuan bangsa serta jiwa nasionalisme yaitu “Wawasan Kebangsaan”.Membahas Wawasan Kebangsaan, harus dimulai dari nilai-nilai yang dibangun oleh para pendahulu dan pendiri bangsa ini. Mereka telah menanamkan nilai-nilai persatuan dengan mencetuskan “Sumpah Pemuda” yang kemudian menjadi embrio dari Wawasan Kebangsaan yaitu : Satoe Noesa, Satoe Bangsa dan Satoe Bahasa, yaitu Indonesia. Makna dari Wawasan Kebangsaan memang belum begitu popular dalam kehidupan masyarakat kita, sehingga sampai saat ini belum ada rumusan yang baku tentang Wawasan Kebangsaan itu, mengingat sifatnya abstrak dan dinamis.
Wawasan Kebangsaan bagi prajurit TNI AD bukan sekedar slogan, tetapi melekat dalam pola pembinaan TNI AD maupun kehidupan prajurit sehari-hari. Ini didasarkan kepada : Pertama, prajurit TNI AD adalah warga negara Indonesia yang terdiri dari semua suku yang ada di Indonesia, selanjutnya menjadi satu ikatan yang disebut “TNI”.
Dengan demikian tidak ada istilah Tentara Aceh, Tentara Papua maupun Tentara Ambon, sekali lagi yang ada hanya TNI. Kedua, prajurit TNI AD dalam keseharian selalu menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dalam berkomunikasi. Ketiga, prajurit TNI AD pada dasarnya siap untuk ditugaskan di mana saja di seluruh wilayah nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak berdasarkan asal daerahnya, tetapi berdasarkan kepada wawasan, pengalaman, kemampuan ilmu pengetahuan, dedikasi dan loyalitas serta komitmen terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3) Jelaskan pengertian wawasan nusantara!
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional.
Aspek kewilayahan nusantara
Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.
Aspek sosial budaya Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda - beda, sehingga tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung potensi konflik yang besar.
Pengaruh geografi merupakan suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.
Aspek sosial budaya Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda - beda, sehingga tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan interaksi antargolongan mengandung potensi konflik yang besar.
Aspek sejarah
Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia.Hal ini dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa Indonesia sendiri Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia.
Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu:
Indonesia diwarnai oleh pengalaman sejarah yang tidak menghendaki terulangnya perpecahan dalam lingkungan bangsa dan negara Indonesia.Hal ini dikarenakan kemerdekaan yang telah diraih oleh bangsa Indonesia merupakan hasil dari semangat persatuan dan kesatuan yang sangat tinggi bangsa Indonesia sendiri Jadi, semangat ini harus tetap dipertahankan untuk persatuan bangsa dan menjaga wilayah kesatuan Indonesia.
Tujuan wawasan nusantara terdiri dari dua, yaitu:
1. Tujuan nasional, dapat dilihat dalam Pembukaan UUD
1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia adalah "untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk mewujudkan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial".
2. Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek
kehidupan baik alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
bangsa Indonesia adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta
kepentingan kawasan untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian
dan budi luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.
4) Peran apa yang dapat dilakukan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa dalam menanggulangi kondisi Negara yang diperlukan saat ini?
Mahasiswa merupakan salah satu aset Negara dan penerus yang nantinya akan menggantikan kedudukan para pejabat menteri dan presiden dalam mengurus dan mengembangkan Negara ini lebih maju lagi. Upaya merajut wawasan berkebangsaan, tentunya mahasiswa akan mengetahui ada satu potensi besar dalam keragaman kaum muda, keragaman bangsa, dan mengenal suku-suku lain apabila mengimplementasikannya dengan mengadakan satu kegiatan yang mampu mengembangkan wawasan tersebut. Beberapa contoh kasus dalam meningkatkan wawasan kebangsaan:
1. Sederhananya, melalui kegiatan jambore yang diadakan oleh
kampus menjadi suatu komunitas generasi muda yang terdidik agar bisa menjadi
pilar penyebar semangat cinta Tanah Air, berbudaya unggul, dan berprestasi
secara akademik maupun secara kemasyarakatan.
2. Pelaksanaan karya bakti untuk memajukan lingkungan sekitar
yang sekiranya membutuhkan bantuan. Dengan begitu, hal ini secara tidak
langsung akan mempererat persatuan antara masyarakat dengan mahasiswa.
3. Pelaksanaan makrab (malam keakraban) yang mampu menjalin
rasa persatuan yang kuat satu dengan yang lainnya. Hal ini akan menumbuhkan
solidaritas yang erat antar mahasiswa maupun dengan para dosennya.
”Dalam setiap kebangkitan sebuah peradaban di belahan dunia manapun maka kita akan menjumpai bahwa pemuda adalah salah satu irama rahasianya” (Hasan Al Banna)
”Dalam setiap kebangkitan sebuah peradaban di belahan dunia manapun maka kita akan menjumpai bahwa pemuda adalah salah satu irama rahasianya” (Hasan Al Banna)
Sejarah mencatat sejak lahirnya bangsa ini pada tanggal 17 agustus 1945 sampai sekarang Indonesia telah banyak mengalami sebuah perjalanan panjang dan sebuah keniscayaan dalam setiap perjalanan pasti terjadi perubahan.Dalam konteks keIndonesiaan kita pun mengalami perubahan yang cukup berarti baik ditingkat lokal maupun global.Namun di sisi lain jelas negeri ini tidak dapat melupakan efek negatif dari perubahan tersebut. Sebut saja seperti terjadinya konflik-konflik yang terjadi baik konflik yang bersifat SARA maupun konflik yang dilatarbelakangi oleh kepentingan politik, maupun ekonomi.Konflik yang terjadi di negeri kita ini bagaikan sebuah pembukaan dalam sejarah kelam bangsa Indonesia.Masalah bangsa datang silih berganti belum selesai duka negeri Aceh kita kemudian di kejutkan oleh tragedi sunami di jawa belum selesai rehabilitasi secara fisik dan mental muncul masalah lumpur Sidoarjo.pada bidang kesehatan masih berbekas dalam ingatan kita permasalahan kekurangan gizi di beberapa daerah menambah daftar masalah yang harus diselesaikan itu hanya sekelumit masalah yang harus dipecahkan bangsa ini.
Akan tetapi ini adalah hal yang harus kita hadapi bersama tanggung jawab ini bukan hanya milik pemerintah tapi ini merupakan sebuah pertanggunjawaban secara kolektif kita yang mengatasnamakan bangsa Indonesia.kita berfikir dan bergerak sekarang atau kita diam sama sekali.
Dari ratusan juta rakyat, sebenarnya Indonesia menyimpan SDM yang potensial yang dibutuhkan untuk dijadikan modal untuk berjuang. Pertanyaan selanjutnya adalah siapa dari SDM yang mempunyai energi besar, mumpuni dan mempunyai daya gedor luar biasa dan telah terbukti dalam sejarah akan sepak terjangnya dalam membangun bangsa kita ini? Kalau dilihat dari sederet sejarah panjang bangsa ini rasanya tidak salah apabila kita menyatakan bahwa para pemudalah yang mempunyai andil besar dalam rangka membangun bangsa ini menuju bangsa yang lebih maju.
Tengok saja sejarah yang dimulai digerakkan Budi utomo tahun 1908 yang merupakan organisasi kebangsaaan pertama, walaupun sebenarnya didalamnya hanya terdiri dari golongan masyarakat tertentu tapi perjuangannya dalam menyerukan kemerdekan sudah merupakan usaha untuk mendorong ke arah kemajuan bangsa ini. Peristiwa Rengas dengklok merupakan peran pemuda yang sangat berarti bagi bangsa Indonesia yang melandasi lahirnya teks Proklamasi.
Tragedi 1965 yang berhasil melengserkan orde lama juga tak lepas dari kekuatan dan peran pemuda pada waktu itu dengan ditandainya banyak demonstrasi yang menuntut segera dilakukan perbaikan–perbaikan negeri. Lahirnya peristiwa 1998 yang pada waktu itu dipelopori oleh mahasiswa sebagai elemen dari pemuda yang akhirnya sekali lagi membuktikan kekuatannya yaitu berhasil melengserkan pemerintahan orde baru. Para pemuda dan mahasiswa menuntut adanya reformasi di berbagai bidang guna mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan segera keluar dari krisis ekonomi yang menghantam negeri ini.
Pemuda adalah tulang punggung negara, karenanya masa depan suatu negara sangat tergantung dari peran pemuda itu sendiri. Ditangan pemuda jualah mau kemana negara ini akan dibawa. Mau di beri warna apa bangsa ini, pemudalah yang mempunyai prioritas utama untuk memikul tanggung jawabnya.Tidak dapat dipungkiri, peran pemuda sangat besar bagi kemajuan suatu bangsa karena merekalah tumpuan harapan bagi kelangsungan hidup suatu bangsa. Dalam sebuah tulisan seorang aktivis kepemudaan mengatakan bahwa generasi muda tidak bisa tidak bisa dilepaskan dari pembangunan negara kita ini karena memiliki empat hal yang ada pada dirinya yaitu semangat mudanya,sifat kritisnya dan kematangan logikanya serta kearifan untuk melihat problem yang sesuai dengan tempatnya. Maka tak salah kemudian dalam setiap momen bersejerah bangsa ini kita akan menjumpai para pemuda yang melakukan sebuah ”revolusi” peradaban mengatasnamakan Nasionalisme.Dalam sejarah bangsa kita yang mulia ini para pemuda menorehkan tinta emas sebagai garda terdepan perubahan.
5) Pada akhir – akhir ini tindakan mahasiswa
dilingkungan kampus-kampus (demo anarkis, perkelahian, judi, narkoba, dsb)
tertentu cukup memprihatinkan, yang dapat mengganggu proses belajar mengajar.
Tindakan apa yang perlu untukmengatasi hal-hal yang tidak semestinya.
Apabila dicermati adanya beberapa fenomena peristiwa pada kehidupan masyarakat yang terjadi di berbagai daerah pada akhir-akhir ini, baik berupa perkelahian massal antar kelompok kepentingan akibat pemekaran wilayah, berebut lahan kehidupan, selisih paham antar pemuda /pelajar termasuk mahasiswa dan lainnya, merupakan bukti konkrit adanya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila dalam bentuk wawasan kebangsaan sudah menurun. Melihat perkembangan Wawasan Kebangsaan yang dimiliki komponen bangsa saat ini, apabila dibiarkan dapat dipastikan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai ini akan berimplikasi terhadap hal-hal sebagai berikut ini.
Apabila dicermati adanya beberapa fenomena peristiwa pada kehidupan masyarakat yang terjadi di berbagai daerah pada akhir-akhir ini, baik berupa perkelahian massal antar kelompok kepentingan akibat pemekaran wilayah, berebut lahan kehidupan, selisih paham antar pemuda /pelajar termasuk mahasiswa dan lainnya, merupakan bukti konkrit adanya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila dalam bentuk wawasan kebangsaan sudah menurun. Melihat perkembangan Wawasan Kebangsaan yang dimiliki komponen bangsa saat ini, apabila dibiarkan dapat dipastikan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai ini akan berimplikasi terhadap hal-hal sebagai berikut ini.
a.
Tidak terlaksananya pemahaman
terhadap nilai-nilai Pancasila terutama paham kebangsaan.
b.
Tidak terlaksananya pemahaman
terhadap nilai-nilai Pancasila terutama rasa kebangsaan.
c.
Tidak terlaksananya pemahaman
terhadap nilai-nilai Pancasila terutama semangat kebangsaan.
Adanya
indikasi menurunnya pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila, terutama paham,
rasa dan semangat kebangsaan tersebut, akan sangat mempengaruhi di dalam
menjaga keutuhan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Masih adanya
sebagian masyarakat yang belum menghayati, memahami dan mengamalkan secara utuh
terhadap nilai-nilai Pancasila terutama tentang wawasan kebangsaan yang
terdapat rasa, paham dan semangat kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari.
No comments:
Post a Comment